21 Children

Mungkin dari judul artikel kali ini agak sedikit berbeda, feelnya lebih ke penasaran atau mungkin lebih "ah lebay banget sih", the truth is judul itu benar-benar mewakili saya yang saat ini berprofesi sebagai guru di sebuah SMP swasta di Surabaya Utara. Saya menjadi Wali Kelas dimana jumlah muridnya 21 orang, jika dibandingkan dengan kelas normal yang biasanya terisi minimal 30 orang tentunya seharusnya bukan hal yang ribet dan susah untuk memanajemen kelas tetapi seperti kata pepatah melakukan tidak semudah bicara memang benar adanya. Saya mengalami banyak hal yang bisa dibilang luar biasa memberikan saya berbagai perasaan yang nano-nano tetapi tidak menyurutkan semangat dan langkah saya untuk menjadi guru yang mendidik dengan hati. Singkat cerita saya menjalani hari-hari saya bersama 21 anak yang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain. Untuk menampung semua eksistensi mereka yang beragam maka saya membuat buku jurnal pribadi murid yang disampul dengan warna biru yang menarik, mereka bisa menuliskan apapun di dalamnya dalam bahasa apapun yang mereka sukai. Saya memberikan jadwal waktu pengisian jurnal saat pagi hari yaitu saat jam kewalikelasan sekitar kurang lebih 15-20 menit. Cara ini ternyata menjadi salah satu cara yang cukup ampuh untuk membuat murid tenang selama jam pembelajaran berlangsung karena semua yang menjadi uneg-uneg mereka sudah tertuang dan terfasilitasi, yah mungkin bagi anak tertentu cara tersebut dirasa masih kurang maka saya pun memberikan jam khusus setelah pulang sekolah untuk sekedar "curhat ringan" dan diselingi dengan guyonan yang bertujuan agar si murid merasa santai dan mau membagikan apapun yang menjadi beban pikiran mereka sehingga mengganggu fokus mereka saat pembelajaran berlangsung.
1 anak saja memiliki keinginan yang bermacam-macam apalagi 21 anak yang berada dalam satu ruangan selama kurang lebih 7 jam, bisakah dibayangkan betapa ribetnya untuk memenuhi semua keinginan mereka dalam satu waktu sekaligus. Tetapi itulah seni nya menjadi seorang guru, selain tuntutan kompetensi keilmuan yang mumpuni, seorang guru juga dituntut untuk dapat memahami kepribadian, keinginan, segala pertanyaan yang kadang juga out of the box alias "nyleneh" serta tuntutan lain yang menyertainya. Selain keinginan murid yang perlu dipahami , jangan lupa ada 21 wali murid yang juga memiliki keinginan yang beragam dan membutuhkan pemahaman serta pengertian yang tiada henti. Tidak ada cara yang paling efektif selain menjalin komunikasi yang aktif dengan wali murid. Butuh effort yang lumayan menguras energi apalagi untuk saya yang introvert serasa energi saya terus-terusan tersedot habis karena harus berubah menjadi ekstrovert. Yah dengan segala tantangan yang ada, tentunya membutuhkan kesabaran tanpa batas dan kesadaran diri bahwa semua kebaikan yang dilakukan akan kembali kepada diri ini entah kapan dan dalam bentuk apa namun yang pasti akan memudahkan hidup saya ke depannya. In The End dengan segala ketulusan dan usaha maksimal yang saya lakukan untuk murid-murid saya yang berjumlah 21 orang ini maka yang saya dapatkan adalah kuatnya ikatan emosional antara saya dan murid-murid saya, sehingga ketika ada masalah maka saya akan dengan mudah mengatasi dengan sistem manajemen yang efektif dan komunikasi yang efisien berfokus pada solusi dan tidak melebar ke hal lain yang tidak diperlukan. Well semua memang butuh proses dan waktu akan membuktikan hasil dari proses tersebut. Saya menyertakan foto kenangan saya bersama 21 children saya di kelas 8F, semoga kalian semua menjadi manusia yang bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara.

Comments

Popular posts from this blog

Hari down syndrome sedunia

PAKISTAN, DARATAN SUCI DI ASIA SELATAN