Hari down syndrome sedunia
Pada hari ini
tanggal 21 maret diperingati sebagai hari Down Syndrome sedunia, kenapa ya kok tanggal
21 ? karena penderita down syndrome memiliki cacat kromosom 21. Seringkali kita
sebagai masyarkat umum merasa iba atau kasihan atau bahkan menghina dan
melecehkan mereka yang menderita down
syndrome. Saya pernah menemui seorang ibu yang menggandeng anaknya yang down
syndrome dan ada perempuan yang lain yang mengghibah si ibu dengan bilang “tuh
liat anaknya cacat gitu amit-amit deh pasti si ibunya pas hamil ngrokok atau
banyak dosa nya neh jadinya anak nya cacat gitu.” Astagfirullah jujur saya yang
mendengar tanpa sengaja saja merasa sedih sangat sedih dan rasanya ingin
berteriak ke perempuan itu bahwa semua itu bukan salah atau dosa si ibu atau
bapaknya tapi semua itu takdir dari Allah. Saya aja gak bisa membayangkan
bagaimana perasaan menjadi seorang ibu dengan anak penderita down syndrome
betapa sedih dan hancurnya hati sang ibu ditambah lagi dengan cercaan
orang-orang di sekitarnya terutama dari anggota keluarga, please deh ibu ini
sudah cukup sedih dengan kondisi anaknya jadi yang sebaiknya dilakukan adalah
minimal jangan menghina kalo ga bisa memberikan bantuan apapun.
Down syndrome
adalah gangguan genetika paling umum yang menyebabkan perbedaan kemampuan
belajar dan ciri-ciri fisik tertentu. Down syndrome tidak bisa disembuhkan,
namun dengan dukungan dan perhatian yang maksimal, anak-anak dengan
sindrom Down bisa tumbuh dengan bahagia.
Down
syndrome adalah kelainan
kromosom genetik paling umum. Kondisi ini menyebabkan
ketidakmampuan belajar pada anak. Mengutip dari Kompas.com,
tingkat kejadian Down syndrome, atau sindroma Down di seluruh dunia
diperkirakan mencapai 1:700 angka kelahiran, alias kurang lebih ada 8 juta anak
pengidap Down syndrome. Berdasarkan hasil survei tahun 2010, pengidap Down
syndrome di Indonesia mencapai lebih dari 300,000 anak.
Down
syndrome pada umumnya bukanlah penyakit keturunan. Down syndrome (DS) adalah
suatu kelainan genetik yang terjadi ketika bayi yang dikandung memiliki tambahan
kromosom 21, baik salinan penuh atau hanya sebagian, yang terbentuk saat
perkembangan sel telur, sperma, atau embrio. Lalu bagaimana down syndrome bisa
terjadi ?
Dilansir dari mayoclinic.org,
sekitar 4% anak pengidap DS memiliki dua salinan penuh dan 1 salinan sebagian
kromosom 21 yang menempel bersamaan pada kromosom yang berbeda, disebut sebagai
Down syndrome translokasi. Down syndrome translokasi adalah satu-satunya jenis
DS yang bisa diturunkan dari salah satu pihak orangtua. Walaupun begitu, hanya
sepertiga kasus DS tranlokasi yang diturunkan dari salah satu orangtua.
Seorang pembawa (carrier) bisa tidak menunjukkan tanda atau
gejala DS, tapi ia bisa menurunkan proses translokasi tersebut ke janinnya,
menyebabkan materi genetik tambahan dari kromosom 21.
Risiko menurunkan DS translokasi akan tergantung pada jenis kelamin dari
orangtua pembawa kromosom 21 yang telah disusun ulang:
·
Jika ayah adalah agen pembawa (carrier), risiko DS sekitar 3%
·
Jika ibu adalah agen pembawa (carrier), risiko DS berkisar antara
10-15%
Anak-anak
dengan sindrom Down bisa mengalami masalah kesehatan yang berbeda-beda dan akan
membutuhkan perawatan medis serta perhatian ekstra.
Pria dan
wanita dengan sindrom Down cenderung memiliki tingkat kesuburan yang berkurang.
Meski sulit, namun bukan berarti mereka tidak bisa memiliki anak.
Beberapa komplikasi kesehatan yang dapat terjadi di antaranya
masalah pencernaan, demensia, masalah penglihatan, leukemia, gangguan
jantung, lebih rentan terhadap infeksi, masalah kelenjar tiroid, masalah
pendengaran, obesitas, kejang,
masalah kulit, menopause dini dan henti napas saat tidur (sleep apnea).
Siapa sajakah yang memiliki resiko melahirkan
bayi dengan down syndrome ?
Meskipun peneliti telah mengetahui bagaimana DS terjadi, mereka masih
tidak tahu banyak tentang mengapa kondisi ini bisa terjadi. Hal ini dapat
membuat sulit untuk memahami apakah Anda berisiko memiliki bayi dengan sindroma
Down.
“Beberapa teori berpendapat bahwa Down syndrome dipicu dari seberapa
baiknya tubuh ibu memetabolisme asam folat, tapi banyak juga yang menentang
teori ini, karena begitu banyak kesimpangsiuran mengenai faktor yang
memengaruhi terjadinya Down syndrome,” ujar Kenneth Rosenbaum, M.D, kepala
divisi genetika dan metabolisme dan wakil direktur Down Syndrome Clinic di
Children’s National Medical Center in Washington, D.C, dikutip dari parents.com.
Hal-hal tertentu dapat meningkatkan risiko Anda memiliki bayi dengan
Down syndrome, disebut dengan faktor risiko. Faktor risiko mungkin berbeda
untuk setiap jenis Down syndrome, tapi umumnya termasuk:
1. Usia ibu saat hamil
Down syndrome bisa terjadi di berapapun usia Anda saat mengandung,
tetapi kesempatan ini akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Risiko
mengandung bayi dengan masalah genetika, termasuk DS, dipercaya meningkat saat
usia wanita mencapai 35 tahun atau lebih tua saat memasuki masa kehamilan.
Wanita berusia 25 tahun saat hamil memiliki risiko 1:1,200 untuk memiliki bayi
DS, sedangkan wanita yang berusia 35 tahun saat hamil memiliki risiko hingga
1:350. Pada wanita hamil berusia 49 tahun, risiko meningkat hingga 1:10.
Walaupun begitu, kini banyak anak pengidap DS yang lahir dari wanita berusia
kurang dari 35 tahun, karena peningkatan angka kelahiran di usia muda.
Mereka menemukan bahwa pada rahim wanita yang mendekati usia menopause
dan risiko infertilitas juga meningkat, kemampuan menyeleksi embrio cacat
menurun dan meningkatkan risiko anak yang dikandungnya akan mengalami
kemunduran perkembangan sepenuhnya. Kedua peneliti percaya bahwa penurunah
kemampuan seleksi ini adalah respons adaptif wanita dan mungkin bisa
menjelaskan alasan mengapa DS cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya
usia wanita.
2. Pernah melahirkan bayi Down syndrome
sebelumnya
Wanita yang pernah mengandung janin dengan DS memiliki risiko 1:100
untuk memiliki bayi selanjutnya juga mengidap DS.
3. Jumlah saudara kandung dan jarak lahirnya
Menurut penelitian Markus Neuhäuser dan Sven Krackow, dari Institute of
Medical Informatics, Biometry and Epidemiology di University Hospital Essen,
Jerman, risiko bayi lahir dengan DS juga bergantung pada seberapa banyak
saudara kandung dan seberapa besar jarak usia antar anak paling bungsu dengan
bayi tersebut. Risiko memiliki bayi dengan DS semakin tinggi pada ibu yang
hamil untuk pertama kali di usia yang lebih tua. Risiko ini juga akan
semakin meningkat bila jarak antar kehamilan semakin jauh.
Adakah cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah saya mengandung
bayi down syndrome ?
American College of Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan
dokter untuk menjalankan tes screening dan diagnostik prenatal untuk DS dan
kelainan genetik lainnya bagi pasien yang memiliki risiko tinggi terhadap DS.
Namun, kini semua dokter diharapkan untuk merekomendasikan kedua tes ini bagi
seluruh wanita yang sedang merencanakan kehamilan.
Saat minggu 11-14 usia kehamilan, dokter akan menjalankan tes darah yang
dikombinasikan dengan USG, yang memeriksa ketebalan leher belakang janin
(alias nuchal translucency). Kedua prosedur ini bisa mendeteksi DS
hingga 82-87 persen, dengan risiko minimum terhadap diri Anda dan juga janin.
Jika Anda berusia 35 tahun atau lebih dan diketahui memiliki faktor
risiko lainnya, dokter juga akan merekomendasikan Anda untuk menjalankan fetal
DNA test selama trimester pertama kehamilan. Tes ini memilki 99 persen tingkat
akurasi hasil, karena tes ini akan mengurutkan bagian-bagian kecil dari DNA
janin Anda yang beredar di dalam darah anda selama kehamilan.
Pada trimester kedua Anda, tes darah lainnya (multiple marker screening,
atau quad screening) bisa mendeteksi DS hingga 80% tingkat akurasi.
Jika salah satu dari tes ini mengindikasikan risiko tinggi, Anda bisa
menjalankan tes diagnostik, seperti amniocentesis atau chorionic villus
sampling (CVS). Perlu dipahami bahwa kedua prosedur ini membawa risiko
keguguran, walaupun terhitung rendah.
Yang perlu kita ketahui adalah down syndrome tidak dapat dicegah karena
bukan merupakan suatu penyakit yang timbul karena infeksi kuman atau bakteri
tetatpi merupakan cacat kromosom, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah saat
kehamilan menerapkan pola hidup sehat seperti memakan makanan yang sehat,
berolahraga, hindari stress dan carilah informasi seputar down syndrome
sebanyak mungkin yang akan membantu mental kita lebih siap menghadapi nya.
Hal yang lebih penting adalah dukungan dari anggota keluarga akan sangat
membantu si ibu dalam merawat anak yang menderita down syndrome terutama dari
suami. Selalu bersabar dan bersyukur menyadari bahwa semua yang terjadi adalah
atas ijin Allah dan Allah tidak memberikan ujian di luar batas kemampuan
umatnya. Setiap anak adalah anugerah dan terlahir istimewa jadi rawat dan didik
mereka dengan sebaik mungkin semampu kita sebagai orang tua.
1.
Katie
Higgins, Guru Zumba
Sebelum anaknya lahir, Mary Higgins sempat diberitahu sang dokter
bahwa bayi dalam kandungannya akan
menderita down syndrome.
Dokter bahkan
menyarankannya untuk tidak meneruskan kelahirannya. Namun Katie Higgins tetap
terlahir ke dunia, tepatnya pada tahun 1990 di Yorkshire, Inggris.
Katie memilki seorang kakak laki-laki. Saat ia meninggal akibat
kanker, hal itu membuat dirinya dan ibunya depresi. Untuk menghilangkan depresi
tersebut, keduanya memutuskan untuk mengambil kelas zumba dengan instruktur
mereka Amanda Laycock.
Melihat ada sesuatu yang istimewa pada Katie, Amanda pun
memberikannya sebuah kelas khusus untuknya. Katie dipercaya untuk menjadi
instruktur bagi para murid-muridnya di kelas zumba.
"Katie adalah wanita muda yang menginspirasi. Suatu kebanggan
bisa melihatnya tumbuh dengan penuh rasa percaya diri dan melihat kecintaannya
pada hidup, menari juga musik. Tapi yang paling penting adalah kemampuannya
untuk menginspirasi banyak orang di sekelilingnya, termasuk saya," kata
Amanda.
2.
Zhou Zhou, seorang konduktor music
Zhou-Zhou
adalah remaja down syndrome dari China yang IQ nya cuma 30. Walaupun tidak
pernah belajar musik ia mampu menjadi konduktor hebat pada Orkes Simfoni
Nasional China.
Sewaktu kecil
diceritakan Zhou suka sekali mengikuti ayahnya, seorang pemain cello
di Wuhan Symphony Orchestra. Saat semua pemain tengah beristirahat,
Zhou akan langsung naik ke atas panggung dan mulai menirukan gaya seorang
konduktor saat memimpin orkestra.
Suatu hari
seorang murid yang tengah membuat film dokumenter memperhatikan aksi
Zhou saat menirukan gaya sang konduktor yang baru saja memainkan
lagu Overture Bizet dari Opera Carmen.
Kini
Zhou Zhou telah menjadi konduktor yang paling dihomati diseluruh
dunia. Ia pun dikenal sebagai konduktor National Symphony Orchestra dan
Cincinnati Pops Orchestra dan satu-satunya konduktor yang tidak bisa
membaca not balok dan bergabung dengan orchestra.
3.
Ayelen Barreiro, seorang penari
Ayelen Barreiro adalah
wanita muda asal Argentina dengan down syndrome. Bersama sang tunangan
Ayelen pernah membintangi sebuah reality show yang setara dengan
kompetisi menari di Amerika.
Itu adalah
untuk pertama kalinya dalam sejarah Amerika Latin, orang dengan
down syndrome berkompetisi di kontes tari.
Meski
Ayelen tidak menang, berkat kegigihnnya dan teknik hebat yang ia
suguhkan bersama pasangannya di lantai dansa, ia berhasil menginspirasi banyak
orang.
4.
Noelia Garella, seorang Guru TK
Noelia
Garella diyakini sebagai guru dengan down syndrome pertama yang
mengajar di taman kanak-kanak di Argentina.
Kini
Noelia mengajar di sebuah pusat penitipan anak di Kota
Cordoba setelah lulus mengajar untuk prasekolah pada 2007.
Ia bahkan
berhasil meraih gelar sarjana untuk bidang ekonomi dan manajemen organisasi di
bidang pariwisata.
"Tidak
ada prasangka terhadap saya ketika saya mulai bekerja. Orang tua dan anak-anak
senang kami memberikan susu, makan siang, dan makanan ringan," ucap
Noelia.
5.
Tim Harris, pemilik sebuah Restoran
Tim
Harris adalah pemilik restoran dengan down syndrome pertama dan
satunya-satunya di Amerika Serikat. Selama 5 tahun, ia sukses mengembangkan
restorannya-- Tim's Place yang terletak di Albuquerque, New Mexico.
Bahkan ia
menyebut restorannya sebagai World's Friendliest atau restorang
paling ramah di dunia. Karena selain makanan yang disuguhkan, restorannya juga
memberikan pelukan bagi para pengunjungnya. Salah satunya kepada Presiden
Obama saat ia berkunjung ke White House.
6.
Pablo Pineda, seorang Aktor
Pablo Pineda
adalah aktor Spanyol yang menerima penghargaan Silver Shell di San Sebastian
International Film Festival pada 2009 untuk penampilanya dalam film Yo Tambien.Di
sini ia berhasil memerankan seorang lulusan univesritas dengan down syndrome
yang mirip dengan kehidupan pribadinya. Selain itu, ia juga menjadi mahasiswa
pertama dengan down syndrome yang mendapat gelar sarjana di
Eropa.
7.
Angela Bachiller, seorang anggota dewan Spanyol
Para orangtua
dengan down syndrome menyambut gembira pengangkatan
Angela sebagai orang pertama di Spanyol dengan
down syndrome yang memegang jabatan publik dan karir politik di
pemerintahan. Mereka berharap Angela bisa memperjuangkan suara anak-anak
yang memiliki kebutuhan khusus di pemerintahan.
8.
Madeline Stuart, seorang Model
Setelah
berhasil menghilangkan beberapa kilo berat tubuhnya, Madeline mulai mengejar
mimpinya untuk menjadi seorang model. Ia ingin menunjukkan keterbatasan bukan
alasan bagi seseorang untuk berhenti mengejar mimpinya. Dan itu dibuktikannya
dengan sejumla prestasi yang diraihnya, di antaranya berjalan di New York’s
Fashion Week dan menjadi salah satu fashion brand, EverMaya. "Madeline ingin
mengatakan bahwa orang-orang yang mempunyai down syndrome seperti
dirinya, mereka tidak sendirian. Mereka bahkan bisa punya harapan yang tinggi
agar apa yang diinginkan bisa tercapai," kata Damian Graybelle,
pendiri EverMaya.
Satu kata
untuk mereka “wow” mereka bahkan bisa berprestasi melebihi orang-orang normal
lainnya, so jangan sekali-kali meremehkan penderita down syndrome ya.
Comments
Post a Comment