Menjadi Guru di era Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 bukan lagi menjadi kata yang asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, namun dibalik tidak asingnya kata tersebut ternyata masih banyak yang tidak memahami arti dan pengertian nya.Indonesia termasuk salah satu negara yang mulai menerapkan Revolusi Industri 4.0 walaupun tergolong lambat jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia. Revolusi Industri 4.0 pertama kali digagas di Jerman pada April 2011 tepatnya di Hannover ,Jerman.Tujuan nya adalah mengkoneksikan setiap proses manufaktur dengan internet. Dalam Revolusi Industri 4.0 komputer bukanlah teknologi utama melainkan Internet. Ada 4 ciri yang terdapat pada Revolusi Industri 4.0 yaitu koneksi, optimasi, transparan dan cerdas.
Indonesia sudah menapaki era Industri 4.0, yang antara lain ditandai dengan serba digitalisasi dan otomasi. Namun, belum semua elemen masyarakat menyadari konsekuensi logis atau dampak dari perubahan-perubahan yang ditimbulkannya. Bahkan, fakta-fakta perubahan itu masih sering diperdebatkan. Misalnya, banyaknya toko konvensional di pusat belanja (mall) yang tutup sering dipolitisasi dengan argumentasi bahwa kecenderungan itu disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat. Padahal, toko-toko konvensional memang mulai menghadapi masalah serius atau minim pengunjung karena sebagian masyarakat perkotaan lebih memilih sistem belanja online melalui sosial media,aplikasi belanja online atau marketplace. Dari beli baju, sepatu, dan buku hingga beli makanan semuanya dengan pola belanja online. Tantangan Revolusi Industri 4.0 tidak hanya dirasakan oleh para pelaku bisnis atau usaha namun juga di dunia Pendidikan terutama bagi para pendidik yang mau tidak mau harus merespon perubahan ini dengan mulai menerapkan Teknologi dalam metode pengajaran. Perlu disadari bahwa siswa jaman sekarang sudah mengenal teknologi digital bahkan sejak balita,sehingga tentunya tidak mungkin memisahkan teknologi dengan proses belajar mengajar sekolah saat ini. Lalu apa yang saat ini perlu dilakukan oleh para Guru menghadapi tantangan dunia Revolusi Industri 4.0?, hal pertama yang wajib dilakukan adalah belajar kembali atau belajar mengenal teknologi yang saat ini sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari, jika anda tidak mampu untuk belajar sendiri maka anda bisa bergabung dalam sebuah wadah komunitas atau Google Class yang memberikan ilmu tentang teknologi dan dunia digital secara gratis. Dunia yang akan dihadapi anak didik kita akan jauh berbeda dengan dunia kita sekarang. Anak didik kita nantinya akan dihadapkan pada dunia kerja yang menerapkan teknologi secara menyeluruh mulai dari tenaga kerja dan mesin robot yang dilengkapi dengan kemampuan berpikir mandiri atau AI (Artificial Intelligent) / kecerdasan buatan. Walaupun latar belakang pendidikan kita sebagai Guru bukan dari IT, Elektronika dan sejenisnya bukanlah menjadi penghalang bagi kita untuk tidak bisa belajar dunia IT. Guru Revolusi Industri 4.0 diharapkan tidak hanya bisa menjelaskan secara teori namun lebih kepada pengaplikasian teori tersebut sehingga siswa akan lebih mudah memahami teori berdasarkan aplikasinya dalam kehidupan. Hal ini juga sejalan dengan model pembelajaran MI (Multiple Intelligence), dimana dalam model pembelajaran MI memungkinkan siswa untuk memahami materi dengan model pengajaran multiple teaching. Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan namun jika ada kemauan dan semangat pantang menyerah dari para Guru untuk terus belajar ilmu baru tentunya peserta didik juga akan “ketularan” untuk memiliki semangat belajar yang tinggi. Karena sejatinya menjadi seorang guru bukan hanya tentang mengajar materi di kelas namun juga bagaimana cara guru belajar,bersikap,berlisan dan berpenampilan akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir peserta didik.

Comments

Popular posts from this blog

Hari down syndrome sedunia

PAKISTAN, DARATAN SUCI DI ASIA SELATAN

21 Children