Mengambil cermin, mengenal diri





Jaman digital telah mengubah peradaban islam menjadi penuh tantangan sekaligus kemudahan. Bagaimana tidak, saat ini hamba-hamba islam dimanjakan dengan mudahnya mendapatkan segala informasi melalui internet dalam hitungan detik saja. Apapun yang ingin kita ketahui cukup gerakkan jari dan keluarlah segala informasi yang berkaitan dengan hal yang kita cari. Dengan derasnya arus informasi saat ini , kita muslimah dihadapkan pada tantangan mengasah logika keislaman kita sbeelum menyerap informasi yang beredar terutama yang terkait dengan hukum-hukum islam, dan isu-isu terkait islam. Saya teringat akan nasehat-nasehat ulama salah satunya Ibnu Qayyim yang berkata dalam kitabnya Ighaatsatul Lahfaan : “Bodoh adalah penyakit, obatnya adalah bertanya kepada ahli ilmu. Hati menjadi sempit karena kebodohan dan kesesatan, serta akan menjadi lapang dengan ilmu dan petunjuk”.  Dalam nasehat beliau yang lain “ Tidaklah diragukan bahwa kebodohan adalah pokok dari segala kerusakan dan kejelekan yang didapatkan seorang hamba di dunia dan di akhirat”.
Muslimah jaman “Now” harus pintar-pintar untuk memilah informasi yang benar dan yang hanya sekedar hoax yang disebar secara massal lewat grup-grup Whats up. Saya melihat banyak sekali muslimah saat ini yang kehilangan arah teladan hidupnya, gencarnya provokasi media social  membuat muslimah lebih memilih teladan “fana” daripada teladan muslimah yang sudah terkisah dalam sejarah islam. Entah karena sudah tidak ada lagi yang menceritakan kisah-kisah wanita muslimah teladan kepada mereka, atau dahsyatnya budaya luar sudah merubah pikiran mereka dan menganggap para tokoh terkenal itu keren dari penampilan, kekayaan, kepopuleran dan lain-lain.
Saya tidak akan membahas fenomena ini terlalu panjang , tetapi saya ingin mengajak para muslimah untuk sekedar membaca kisah seorang teladan muslimah di jaman Firaun bernama Masyithah Fir’aun. Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas , dia berkata , Rasulullah SAW bersabda “pada malam aku di isra’kan, aku mencium aroma yang sangat harum, maka aku pun bertanya “wahai Jibril, aroma wangi apakah ini?”, Jibril menjawab, “ini adalah aroma wanginya Masyithah (tukang sisirnya) Putri Fir’aun dan anak-anaknya”, Aku pun bertanya lagi, “Ada apa dengannya?”, Jibril menjawab “Suatu hari ketika ia sedang menyisir rambutnya Putri Fir’aun, tiba-tiba sisirnya terjatuh dari tangannya, lalu dia mengucapkan “Bismillah”, maka Putri Fir’aun bertanya kepadanya “Apakah yang kamu maksud itu adalah ayahku?”, Dia menjawab “Tidak, akan tetapi Tuhanku dan Tuhan ayahmu adalah Allah.” Putri Fir’aun berkata “aku akan memberitahukan hal ini kepada nya”. Masyithah menjawab “ silahkan”. Maka Putri Fir’aun memberitahukan hal tersebut kepada ayahnya.
Lalu Fir’aun pun memanggil Tukang sisirnya seraya berkata “Wahai Fulanah, apa benar engkau memiliki Tuhan selain diriku?” , Dia menjawab “Ya , Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.” Maka Fir’aun memrintahkan untuk diambilkan bejana besar yang berbentuk patung sapi yang terbuat dari tembaga, lalu bejan tersebut dibakar, kemudian Fir’aun memerintahkan agar tukang sisir beserta anak-anak nya dilemparkan ke dalamnya. Tukang sisir itu berkata “Aku punya satu permintaan kepadamu.” Fir’aun berkata “apa permintaanmu?” Dia menjawab “Aku meminta agar engkau mengumpulkan tulang-tulangku dan tulang anak-anakku di dalam satu kain lalu menguburkannya. Fir’aun berkata “itu hakmu atas kami.”
Lalu Fir’aun memerintahkan kepada para pengawalnya untuk melemparkan anak-anaknya , maka mereka pun dilemparkan di hadapannya satu persatu, sampai tibalah giliran putranya yang masih menyusu, dan sepertinya dia sangat terpukul karena anaknya tersebut, tapi anak tersebut berkata “Wahai Ibu, masuklah kedalam api , sesungguhnya azab dunia lebih ringan daripada azab akhirat.” Maka dia pun menceburkan dirinya sendiri ke dalam api.
Ibnu Abbas mengatakan : “ ada empat orang anak yang dapat berbicara di waktu masih bayi , yaitu : Isa bin Maryam, temannya Juraij, saksinya Yusuf AS, dan putra tukan sisir putri Fir’aun.”
Dr.Umar Al-Asyqar mengatakan , “wanita ini tinggal di istana Raja, dia ditugaskan untuk mengurusi putri raja, menyisir rambutnya dan menyediakan segala keperluannya. Orang yang mendapatkan tugas seperti ini pastinya akan dihormati, dimuliakan dan hidup dalam kemewahan. Akan tetapi keimanan telah merasuk ke dalam relung hatinya dan menguasai dirinya, sebagaimana keimanan yang telah merasuk ke dalam hati istri Fir’aun. Karena keimanan itu dapat menemukan jalannya menuju hati orang-orang kaya, sebagaimana ia pun akan menemukan jalnnya menuju hati orang-orang fakir ketika Allah menghendaki kebaikan untuk hamba-Nya.
Lalu hikmah apa yang dapat kita ambil dari kisah Masyithah ?, dari kisah ini kita dapat belajar tentang kesabaran dan keteguhan hati seorang wanita ketika kehilangan buah hatinya, ia yakin bahwa Allah akan memberikan ganti kehidupan yang lebih baik di akhirat nanti, ia yakin bahwa keimanan nya ini akan membawanya kepada kebahagiaan yang abadi yaitu surga. Kisah ini juga mengajarkan kepada kita muslimah jaman “now” untuk tetap berpegang teguh pada ajaran dan hukum-hukum islam sekalipun di sekitar kita banyak kemaksiatan namun kita jangan mengikutinya, perbanyak ilmu dengan mengikuti kajian atau majelis taklim.
Manusia adalah tempat salah dan khilaf, jika kita mengidolakan manusia maka harus siap menangung kecewa ketika tokoh yang kita idolakan ternyata melakukan hal-hal yang buruk seperti melanggar hukum, berkata buruk dan lain-lain. Banyak-banyaklah membaca literatur islam agar keimanan kita tetap terjaga dan bergaullah dengan teman-teman yang mendekatkan kita kepada Allah. Ikatlah ilmu dengan mencatat jangan hanya didengar karena manusia tempatnya lupa. Pergunakan waktu luangmu untuk mengkaji Alquran dan melakukan sunnah.
Masih banyak kisah-kisah muslimah yang bisa dijadikan teladan masa kini. Renungkanlah cermin mana yang akan kita jadikan teladan diri kita? Bisa jadi kita menggunakan cermin yang salah di masa lalu namun biarlah masa lalu menjadi pelajaran bagi kita untuk memilih cermin yang tepat di masa depan. Muslimah yang pintar tentunya akan melahirkan generasi islam yang cerdas pula. Karena itu jangan pernah berhenti untuk belajar, tidak ada alasan untuk tidak belajar. Bacalah buku minimal seminggu 1 buku, pilihlah bahan bacaan yang memberikan motivasi dan pengetahuan yang bermanfaat. Bukan berarti gak boleh baca novel-novel fiksi ya, tapi seimbangkanlah porsi nya.


Comments

Popular posts from this blog

Hari down syndrome sedunia

PAKISTAN, DARATAN SUCI DI ASIA SELATAN

21 Children