10 wanita muslim yang menginspirasi

Salammualaikum sahabat Jannah,,


Di jaman digital saat ini dengan semakin berkembangnya teknologi, informasi semakin mudah dicari hanya dengan melalui mesin pencari internet. Nah saya pribadi sebagai muslimah ada kalanya kehilangan arah mau kemana hidup ini dibawa? sudah cukupkah bekal akhiratku? lalu bagaimana sebaiknya muslimah bersikap di jaman digital ini. Wanita memang memiliki berbagai keterbatasan namun di sisi lain wanita juga punya banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Karena itulah tentunya tidak seharusnya wanita dan laki-laki bersaing tapi sebaiknya bekerja sama saling membantu. Teladan wanita muslimah saat ini memang cukup banyak namun manakah yang benar-benar patut kita jadikan panutan? Nah wanita-wanita muslim berikut ini bisa jadi menginspirasi kita untuk terus belajar dan menggapai cita-cita tanpa melupakan kodrat sebagai wanita.

 Nusayba bint Ka'b Al-Ansariyah (630-690 M)
 Beliau adalah salah satu pejuang muslimah pertama yang telah ikut berperang di sisi
 Rasulullah  SAW dalam membela panji-panji islam pada awal penyebarannya. Ia hidup di masa           Rasullulah di Madinah dan terlibat dalam perang uhud, perang hunain, perang Yamama dan                 perjanjian Hudaibiyah.
    
Ia berjuang di sisi Rasulullah bersama suami dan kedua anaknya. Setiap kali ada bahaya yang mengancam Nabi Muhammad, ia selalu ada untuk melindungi. Yang menarik ada sebuah catatan yang menyebutkan sebuah kisah pada perang uhud dimana Nusayba sendiri bercerita "Suatu ketika pasukan meninggalkan Rasulullah dalam kondisi tidak terlindungi, hanya sedikit yang bertahan tidak lebih dari 10 orang . Aku bersama suami dan anakku termasuk yang masih bertahan dan berjuang bersama Rasul.

Dalam buku The Scimitar and the veil (Hidden Spring , 2004) pada halaman 214, penulis mengutip pernyataan Nabi Muhammad , yang menyinggung nama Nusayba " Dalam perang uhud kemanapun aku memandang , aku melihat dia berjuang untukku".

Nusayba dikenal dengan nama Umm Omara , dalam sejarahnya wanita ini juga dianggap sebagai pejuang hak asasi wanita pertama di dunia. Hal ini berdasarkan kisah yang terjadi pada masa Rasulullah, dimana dikisahkan Umm Omara bertanya kepada Rasulullah " Kenapa Allah hanya menyebut laki-laki dalam Alquran ?", kemudian turunlah surat Al Ahzab dan pada ayat ke 35 dijelaskan persamaan antara laki-laki dan wanita dalam hal amal shaleh dan masing-masing balasannya. Dimana arti dari ayat tersebut adalah "Sungguh laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusuk, laki-laki dan perempuan yang bersedakah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala besar." Ayat ini juga meyakinkan bahwa wanita berdiri di tingkat spiritual yang sama dengan laki-laki , pantaslah Nusaybah dianggap sebagai visioner yang melampaui generasinya sendiri.

Rab'ia Al-Adawwiya (717-801 M)
Rab'ia dikenal sebagai wanita sufi yang hidup pada abad ke 8 Masehi di Basra, Irak. Kisahnya lebih banyak ditulis oleh Farid  ud-Din Attar yang juga seorang sufi dan penyair.Sesungguhnya dia adalah salah satu pendiri sufisme.

Rab'ia dilahirkan dalam keluarga miskin dan menjadi yatim piatu pada usia muda yang akhirnya dijual menjadi budak. Suatu malam tanpa sepengetahuan Rab'ia sang majikan menyaksikan Rab'ia sedang berdoa , tiba-tiba seberkas sinar terang menerangi Rab'ia Al-Adawwiya. Akhirnya membuat sang Majikan membebaskannya dari perbudakan karena keshalehannya. Di waktu yang lain Rab'ia Al-Adawwiya ditanya mengapa ia berjalan menyusuri jalan dengan menenteng seember air di satu tangan dan memegang lilin yang menyala pada tangan lainnya, Dia menjawab "Saya akan membakar surga dengan api ini dan memadamkan neraka dengan air ini, sehingga orang akan berhenti menyembah ALLAH karena takut neraka atau godaan surga. Seorang hamba harus mencintai ALLAH sebagaimana ALLAH mengasihinya." Rab'ia Al-Adawwiya kemudian secara luas dianggap sebagai tokoh yang paling penting dari penyair sufi generasi awal.

Sebagai penyair dan sufi, ia menulis dan mempopulerkan apa yang dikenal dengan The doctrin of divine Love atau " Cinta Illahi" yang membuatnya menjadi salah satu penyair sufi terpenting di eranya. Ia memiliki banyak murid yang kemudian tercatat sebagai sufi-sufi terkenal, Rab'ia sendiri berguru kepada ulama dan cendekiawan terkemuka Hasan Al Basri seorang tabi'in (generasi setelah sahabat Nabi).

Fatima AL Fihri (tidak diketahui - 880 M)
Fatima adalah pendiri Universitas pertama sekaligus Kampus tertua di dunia. Fatima adalah seorang dermawan bersahaja, padahal beliau mewarisi kekayaan yang besar dari keluarganya. Fatima juga mewakafkan sebagian besar dari harta warisannya untuk mendirikan Masjid Al Qawariyyin di kota Fez, Maroko. Sebuah Masjid yang kelak menjadi cikal bakal Universitas pertama di Maroko, dunia islam dan di seluruh dunia.

Guinness Book Of World Record pada 1998 , menempatkan Universitas Al Qawariyyin sebagai perguruan tinggi pertama dan tertua di dunia yang menawarkan gelar kesarjanaan. Sebelum menjadi Paus Sylvester II Gerbert Of Aurillac sempat menimba ilmu di Universitas ini. Ia mempelajari matematika dan kemudian memperkenalkan penggunaan angka 0 dan angka Arab ke Eropa.

Lebih uniknya lagi bahkan Universitas ini secara tidak langsung memicu proses Renaisans di peradaban barat pada 15 M melalui kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang ditransfer para ilmuwan Muslim yang belajar atau yang menjadi pengajar di Universitas tersebut. Majalah Time edisi 24 oktober 1960 bahkan menyebutkan obor Renaisans berasal dari Fez, Maroko.

Sultan Raziyya (1205-1240)


Ia adalah Sultan Delhi India yang berkuasa pada 1236 hingga 1240, dan menjadi Sultan wanita pertama yang memerintah di Kesultanan Delhi. Sultan menolak untuk disebut sebagai Sultana(Ratu) karena itu berati "istri atau Nyonya seorang Sultan " dan Raziyya hanya akan menjawab dengan panggilan Sultan. Saat ia mengukuhkan kekuatannya , dimana ia percaya citra maskulin akan membantunya mempertahankan kerajaannya. Karena itu Sultan Raziyya berpakaian layaknya pria dan mengenakan sorban, celana, jaket dan pedang. Sangat bertentangan dengan adat Sultan Raziyya tetap tampil layaknya seorang Sultan(laki-laki) saat dikukuhkan sebagai Sultan di depan umum. Sultan Raziyya menjadi populer karena pemikirannya bahwa semangat agama lebih penting daripada yang lain. Beliau mendirikan akademi, sekolah, pusat-pusat penelitian dan perpustakaan umum. 

Nana Asma'u(1793-1864)


Nana adalah seorang putri, penyair dan guru. Dia fasih berbahasa Arab, Fulfulde, Hausa dan Tamacheq, Yunani dan latin klasik. Pada 1830 Nana membentuk sebuah kelompok guru perempuan yang berangkat dari seluruh wilayah untuk mendidik perempuan di daerah miskin dan pedesaan. Dengan publikasi karya-karyanya, yang menekankan pada pendidikan perempuan, ia telah menjadi inspirator bagi perempuan di Afrika. Hingga hari ini di Afrika  tepatnya di Nigeria Utara, organisasi wanita islam, sekolah dan gedung pertemuan sering dinamai dengan namanya untuk penghormatan terhadap sosoknya yang telah menajdi inspirator.

Nana adalah putri dari Shehu Utsman dan Fodiyo, pemimpin gerakan jihad di Afrika Barat. Nana menjadi legenda berkat perjuangannya dalam memajukan pendidikan wanita di Afrika. Ia juga terkenal akan kegiatannya dalam persoalan-persoalan sosial, keshalehan dan kecerdasannya.

Laleh Bakhtiar (1938 - sekarang)


Laleh adalah wanita muallaf keturunan Amerika-Iran ini lahir dan besar  di Los Angeles dan Washington DC yang awalnya sebagai seorang Katholik, ia mengikuti suaminya ke Iran yang merupakan negara asal suaminya dan disanalah ia mempelajari Alquran dan memutuskan masuk islam pada 1964.

Setelah bercerai, ia kembali ke Amerika dan mulai menghasilkan karya-karyanya. Laleh telah menulis dan menterjemahkan setidaknya 25 buku tentang islam, umumnya mengenai sufisme. Terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris karyanya The Sublime Quran (2007), tercatat sebagai terjemahan pertama Alquran ke dalam bahasa Inggris oleh seorang wanita AS. Terjemahannya menggabungkan arti alternatif(pilihan) untuk istilah Arab yang mengandung banyak arti dan definisi. Laleh Bakhtiar menterjemahkan kata Arab Daraba sebagai " pergi " ketimbang mengalahkan atau memukul. Terjemahan Qurannya sekarang banyak digunakan dalam masjid dan universitas dan telah diadopsi oleh Pangeran Ghazi Bin Muhammad Yordania.

Shirin Ebadi (1947 - sekarang)


Dialah wanita muslim pertama peraih nobel perdamaian pada tahun 2003. Ebadi mengalahkan dua saingan beratnya yaitu Paus Yohanes Paulus II dan mantan Presiden Ceko, Vaclav Havel. Ia adalah hakim, pengacara, penulis, dosen, serta aktivis perempuan yang selalu berbicara kritis terhadap kondisi negerinya, Iran. Itulah yang mengantarnya meraih Nobel Perdamaian. Sebagai seorang hakim, Ebadi adalah wanita pertama yang mencapai status Ketua. Namun, diberhentikan dari posisi ini setelah Revolusi 1979. Sebagai pengacara, Shirin Ebadi telah banyak memecahkan kasus kontroversial, dan ditangkap beberapa kali karena memperjuangkan idealismenya. 

"Sebuah penafsiran Islam yang selaras dengan demokrasi dan persamaan adalah ekspresi otentik keimanan. Ini bukanlah agama yang mengikat perempuan, tetapi kebijakan selektif dari penguasa yang berharap mereka tertutup," demikian Shirin.


Anousheh Ansari (1966-Sekarang)


Pada tahun 2006, Anousheh mencatatkan dirinya sebagai wanita muslimah pertama yang berada di luar angkasa. Saat ditanya tentang apa yang ia berharap untuk mencapai di luar angkasa, Ansari berujar, “Saya ingin bisa menginspirasi setiap orang, terutama kaum muda, wanita, dan para gadis. Saya ingin katakan bahwa perempuan juga punya kesempatan yang sama (dengan pria) untuk menggapai impian.”

Wanita asal Iran ini memang selalu memiliki sekaligus menggaungkan semangat untuk maju. Berbekal semangat pantang menyerah itu pulalah ia sukses menaklukkan Amerika Serikat (AS) lewat aktivitas bisnisnya.

Menjelajah AS sejak remaja, Ansari menapaki kehidupan yang sarat perjuangan. Ia berhasil meraih gelar sarjana komputer dari George Mason University, dan gelar master di bidang teknik elektro dari George Washington University.

Bersama suaminya, ia mendirikan perusahaan telekomunikasi, Telecom Technologies Inc., pada 1993. Ia juga pendiri dan pemilik perusahaan informasi dan teknologi, Prodea Systems. Selain berbisnis, Ansari juga giat dalam kegiatan sosial, dan meraih banyak penghargaan.

Pada September 2006, Ansari melancong ke antariksa dengan Soyuz TMA-9, dan menjadi orang sipil keempat yang membiayai perjalanannya sendiri ke luar angkasa.

Rufaidah binti Sa’ad (570-632 M)
Ia adalah perawat Islam pertama yang hidup di masa Rasulullah. Ia menjadi relawan perawat bagi pasukan muslim yang terluka di Perang Badr, Uhud, Khandaq, dan Perang khaibar.

Lahir di Yastrib dan tinggal di Madinah, Rufaidah termasuk kaum Anshar, golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saat ia bekerja membantu ayahnya yang berprofesi sebagai seorang dokter.

Digambarkan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati, Rufaidah bukan saja perawat profesional pertama dalam sejarah Islam, tapi juga di dunia. Masanya jauh lebih dulu dari Florence Nightingale, perawat tersohor yang merawat para tentara Inggris pada ke-17, dan dianggap pelopor dunia perawat.

Rufaidah juga seorang pemimpin, organisatoris, yang mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain untuk menjadi perawat. Rufaidah adalah public health nurse sekaligus seorang social worker yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam.

Tjut Nyak Dien (1848-1908)
Dari Tanah Air tercinta, siapa tak kenal wanita muslim pejuang yang gagah berani melawan Belanda
hingga akhir hayatnya. Pahlawan Nasional kelahiran Aceh ini adalah bangsawan puteri Nanta Seutia Raja Ulebalang VI Mukim. Berwajah cantik, berbudi pekerti, tangkas, dan berwatak luar biasa.

Perjuangan Cut Nyak Dien melawan Belanda hadir dalam bentuk upaya mengajar para wanita dalam hal mendidik bayi dan menanam semangat kepahlawanan melalui syair-syair yang menanam semangat jihad kepada anak-anak mereka.

Ketika peperangan semakin memanas, Cut Nyak Dien terus menggembleng semangat para pejuang perempuan untuk turut serta membantu peperangan. Pun, ketika suaminya, rekan seperjuangannya, Teuku Ibrahim Lamnga gugur pada 29 Juni 1878, Cut Nyak Dien meneruskan perjuangan.

Pasca kematian suami keduanya, Teuku Umar, yang juga pahlawan nasional, Cut Nyak Dien bersumpah, “Demi Allah, selama Pahlawan Aceh masih hidup, peperangan tetap kuteruskan guna kepentingan agama, kemerdekaan bangsa, dan negara.” Ia meneruskan perjuangan dengan bergerilya selama enam belas tahun di tengah hutan. Ia tertangkap pada 6 November 1905, dalam kondisi lanjut usia dan buta. Ia diasingkan di Sumedang dan wafat pada 6 November 1908.

Cut Nyak Dien berjuang bukan hanya dengan tenaga dan kekuatannya, tapi juga dengan pemikiran dan keteguhannya membela agama. Seperti yang dikatakan Snouck Hurgronje, kekuatan perjuangan pasukan Aceh bukan dari tenaga mereka tapi dari agama mereka. 



Sumber : Men's Obsession dan jiwasufi


Comments

Popular posts from this blog

Hari down syndrome sedunia

PAKISTAN, DARATAN SUCI DI ASIA SELATAN

21 Children